Life and Student Responsibility


Kehidupan dan Tanggung Jawab Mahasiswa

    Kehidupan seorang mahasiswa sangat kompleks. Di kota-kota besar seperti Jogja, Semarang dan Jakarta, pola kehidupan mahasiswa bisa di bilang sangat memprihatinkan. Gejala – gejala prilaku seperti hedonisme mulai menyebar tidak memandang siapa dan dari mana mereka berasal. Di kota – kota besar seperti yang sudah di sebutkan di atas misalnya, mahasiswa kebanyakan berasal dari luar kota. Pada awalnya sebagian mahasiswa tersebut pamit kepada orang tua mereka untuk menuntut ilmu, mencari pengalaman, mencari keberuntungan di kota orang dan lain-lain. Harapan orang tua kepada mereka tentu sangat besar, orang tua mana yang tidak ingin melihat anaknya sukses ? gelontoran uang demi uang dari hasil kerja keras banting tulang rela mereka berikan asalkan anaknya tumbuh menjadi orang besar. Tidak banyak mahasiswa yang menyadari akan hal ini, kebanyakan dari mereka terlihat seperti biasa-biasa saja, yang mereka tau mereka disana kuliah dan setiap bulannya mereka pasti mendapatkan suntikan dana dari orang tua mereka.

     Terlepas dari itu, berdasarkan pengalaman pribadi keseharian seorang mahasiswa tidak di pungkiri memang sangat menyenangkan. Terlebih lagi bagi mereka yang berasal dari luar daerah kampus mereka. Yang dulunya tinggal bersama orang tua, sekarang sudah mulai hidup mandiri (bebas) mau apa, kemana, dan pulang jam berapa. Hal seperti inilah yang berbahaya. Yang di khawatirkan dari adanya kebebasan tersebut adalah timbulnya pola kehidupan yang negatif yang mengakibatkan kurangnya semangat belajar, timbulnya rasa malas dan tidak menutup kemungkinan apabila terus di biarkan orang-orang yang seperti ini akan terjerumus dalam kehidupan pergaulan bebas. Hal ini terbukti, kita tau bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang warganya mengidap virus HIV Aids terbesar di dunia.

     Kehidupan mahasiswa juga tidak terlepas dari yang namanya caffe, hampir setiap malam caffe-caffe penuh. Pemandangan yang tidak jarang kita temukan di lokasi sekitar kampus. Hal ini sudah lumrah bagi mereka sebagai ajang kumpul-kumpul, nongkrong dan lain-lain.
Di sadari atau tidak prilaku semacam ini sebenarnya cukup menyita waktu. Dari buku yang pernah di tulis oleh Bong Chandra yang berjudul “The Science of Luck” dalam bukunya beliau memaparkan betapa besarnya waktu yang terbuang percuma dari prilaku tersebut. Bong Chandra meruapakan seorang Enterprenuer yang sukses sekaligus seoarang motivator yang hebat. Sebagai developer beliau juga telah menulis beberapa buku yang laris terjual, salah satunya adalah buku “The Science of Luck” ini. Jika setiap malam kita nongkrong selama 2 jam, coba hitung berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk nongkrong tersebut selama setahun ? bayangkan betapa banyaknya waktu yang kita buang percuma. Ingat, sesuatu yang besar lahir dari permulaan yang kecil.

Jalan keluar dari pola-pola kehidupan yang negatif
Waktu sangatlah berharga, bahkan ada istilah yang menyebutkan “waktu adalah uang”. Oleh karena itu sudah selayaknya kita memanfaatkan waktu yang ada ini sebaik mungkin. Masih banyak hal-hal bermanfaat yang bisa di lakukan. Sebagai mahasiswa, kita dapat mempergunakan waktu yang kosong dengan belajar, berorganisasi, berolahraga, dan masih banyak hal positif yang lain. Tidak salah sebenarnya, mahasiswa juga membutuhkan waktu untuk refreshing. Kegiatan yang padat di kampus membutuhkan tindakan penyegaran yang berpengaruh ke otak. Semakin banyak kegiatan atau tugas yang kita kerjakan maka semakin banyak pula waktu yang kita butuhkan untuk refreshing, demikian pula sebaliknya semakin banyak kita refreshing, maka semakin banyak pula kegiatan yang harus kita kerjakan. Refreshing tidak harus jalan-jalan, kita bisa beristirahat dengan tidur, mendengarkan musik, berolahraga, dan lain-lain. Hidup tidak selalu kita isi dengan bersenang-senang kawan, kita butuh wawasan dan keterampilan untuk menunjang kepribadian dan masa depan kita masing-masing. Sebagai mahasiswa, kita mempunyai tanggung jawab yang besar baik untuk diri sendiri, orang tua dan kepada bangsa dan negara. Mahasiswa adalan generasi penerus/pelurus, mahasiswa juga sebagai agent of change yang di harapkan mampu membawa perubahan-perubahan bermanfaat bagi bangsa dan negara, kita tidak boleh egois dengan hanya mengedepankan kepentingan pribadi tetapi yang harus juga kita pikirkan adalah nasib bangsa kita sendiri. Coba lihat betapa banyaknya penduduk miskin yang ada di negara kita ?

     Untuk itu seorang mahasiswa di harapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup bagi keberlangsungan negaranya, mampu melihat situasi-situasi yang terjadi kemudian mengambil langkah yang konkret. Civic Education (pendidikan kewarganegaraan) yang di berikan adalah bertujuan untuk membentuk kepribadian yang cinta tanah air, agar memaknai kehidupan ini serta memanusiakan manusia dalam artian agar manusia itu sendiri mampu memaknai hidupnya. Selain itu juga harus di barengi dengan ibadah. Kerja keras saja tidak cukup menjadikan kita sebagai pribadi yang sukses tanpa ridho dari Sang kuasa. Kuatkan iman dan kerjakanlah semua yang di perintahkannya dan jauhi segala apa yang di larangnya. Berusahalah menjadi yang terbaik, tanpa kita sadari, banyak kesempatan-kesempatan yang kita lewatkan begitu saja karena sesungguhnya kesempatan/keberuntungan itu lahir dari hal-hal yang sepele. Mulai sekarang bayangkan seberapa berharganya anda dan seberapa besarnya harapan orang tua anda. Anda di lahirkan sebagai pejuang ! Tulis impian-impian anda sekarang kemudian tuliskan langkah-langkah apa yang harus anda kerjakan untuk mencapai impian-impian tersebut. Di mulai dari sekarang ! good luck..

Sedikit kutipan dari catatan Bong Chandra :
"Kapasitas kesuksesan seseorang bergantung pada buku apa yang kita baca dan dengan siapa kita bergaul"

"Aku berharga karena hanya sedikit orang yang menganggapku berharga"

"Keberuntungan seringkali datang dari hal-hal yang kita anggap sepele"

"Expect for the best, plan for the worst and do whatever it takes". Berharap untuk hal yang terbaik, rencanakan untuk hal yang terburuk dan lakukan yang bisa di lakukan.

"Kita tidak bisa mengubah arah angin, tetapi kita bisa merubah arah layar kita. Kita tidak bisa merubah dunia luar kita tetapi kita bisa merubah sikap kita".




0 komentar:

Posting Komentar