Membangun Indonesia dengan Entrepreneurship

Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia berusaha dengan giat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Salah satu peran penting dalam meningkatkan taraf hidup rakyatnya adalah melalui pendidikan. Pada tahun 2010, pemerintah melalui Departemen pendidikan nasional (Depdiknas) telah memasukkan kurikulum pendidikan kewirausahaan sebagai suatu mata kuliah wajib di lembaga pendidikan. Masuknya kurikulum tersebut dipercaya akan memperkaya sistem pendidikan dan berdampak pada pertumbuhan semangat entrepreneurship secara luas di seluruh wilayah Indonesia. Ciputra (2008) menyatakan bahwa pendidikan entrepreneurship akan mampu menghasilkan dampak nasional yang besar bila kita berhasil mendidik seluruh bangku sekolah kita dan mampu menghasilkan empat juta entrepreneur baru dari lulusan lembaga pendidikan Indonesia selama 25 tahun mendatang.

Sebenarnya semangat entrepreneur dapat ditumbuhkan sedini mungkin. Namun hal yang sangat disayangkan adalah masih banyaknya orang tua yang menginginkan anaknya sekolah pintar dan mencari gelar yang setinggi -tingginya. Semenjak kecil seorang anak sudah didoktrin bahwa bersekolah yang pintar dan berprestasi akan membawanya pada kesuksesan. Anak akan berpikir untuk menjadi seorang pekerja yang dibutuhkan masyarakat luas dengan gaji mahal, seperti insinyur, dokter, manajer, ilmuwan, dsb.  Kemudian banyak pula juga orang tua yang menginginkan anaknya untuk dapat menjadi pegawai negeri sipil, agar di hari tuanya nanti sang anak tak perlu risau memikirkan biaya hari tua karena telah ditunjang dengan dana pensiun dari pemerintah. Hal tersebut memberikan dampak yang cukup berpengaruh pada pemikiran ia kelak mengenai masa depannya. Oleh sebab itu , disini peran dunia pendidikan menjadi penting dalam menumbuhkan semangat entrepreneur agar segala persepsi yang telah ada dapat dirubah, bahwa tidak hanya dengan menjadi seorang pekerja seseorang akan medapatkan penghasilan yang tinggi dan mecapai kesuksesan, namun melainkan dengan ia menjadi pengusaha yang sukses, ia akan membawa manfaat yang begitu besar bagi masyarakat karena ia lah sang pemberi penghasilan dan tombak kesuksesan untuk orang lain.
 Sebenarnya jika seseorang ingin melakukan bisnis tidak ada patokan usia yang tepat untuk memulainya. Oleh karena itu keinginan individu yang ingin memulai bisnis mereka sejak usia dini (usia sekolah = 18 - 24 tahun) bukanlah hal yang tidak lazim. Di kalangan etnis Tionghoa, pebisnis kawakan di Indonesia maupun di mancanegara, aktivitas bisnis sudah mereka mulai sejak usia muda melalui pembelajaran dari toko orang tuanya sejak mereka masih di Sekolah Dasar. Saat mereka merasa ingin memulai aktivitas bisnis sendiri mereka tidak lagi bekerja pada bisnis orang tuanya tetapi sudah memulai bisnis sendiri. Di Indonesia etnis lain yang mempunyai motif berbisnis yang relatif tinggi dapat dilihat pada etnis antara lain Minang, Bugis dan Madura. Terbentuknya calon pebisnis baru di sebuah negara menjadi penting karena akan melahirkan pebisnis-pebisnis tangguh yang akan membuat pertumbuhan ekonomi negara itu menjadi lebih baik. Sebagai contoh adalah bangsa Jepang, Korea dan kini ditunjukkan oleh bangsa China yang memiliki banyak industri di negaranya. Bahkan kini industri-industri itu mampu mengungguli produsen - produsen dari Amerika Serikat dan negara Eropa lainnya. Salah satunya adalah negara Jepang yang produsen dan industri mereka saat ini mampu menjadi market leader (pemimpin pasar) skala dunia.

Di sisi lain, Indonesia juga mempunyai permasalahan mengenai ketenaga kerjaan dan kesempatan kerja. Kita tahu bahwa saat ini begitu banyaknya pengangguran akibat sulitnya mendapatkan pekerjaan karena kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Salah satu faktor penyebabnya tidak dipungkiri akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilih menjadi wirausahawan atau pengusaha. Dari situlah maka seyogyanya Indonesia dapat belajar bahwa menumbuhkan jiwa entrepreneur sejak dini begitu penting karena akan memunculkan para pebisnis yang akan mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi mereka secara tidak langsung juga akan membawa perubahan yang berarti bagi perekonomian Indonesia.

Maylinda Nur Hasanah
Admnistrasi Bisnis 2011
14020211130080

0 komentar:

Posting Komentar