Suksesi Kepemimpinan Pemuda Indonesia


Suksesi Kepemimpinan Pemuda Indonesia
(Di dalam dirimu terdapat sumber energi yang lebih besar daripada yang pernah digunakan, lebih banyak bakat daripada yang pernah digali, lebih banyak kemampuan daripada yang pernah diuji, lebih banyak untuk diberikan daripada yang pernah kau dapatkan.)
                        --John Gardner, Ex Menteri Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan AS

PENDAHULUAN
Kepemimpinan, “Realita dan Harapan
Membicarakan topik kepemimpinan merupakan sebuah hal yang selalu menarik dan tidak habis diperbincangkan. Terlebih untuk memikirkan tentang bagaimana kepemimpinan di Indonesia, tentang sosok kepemimpinan yang dibutuhkan untuk membawa bangsa Indonesia ke depan, menuntun masyarakat ke arah yang lebih baik dan menciptakan perubahan secara kualitatif maupun kuantitatif. Sebuah masa depan bangsa barangkali juga diwarnai dengan masa lalu, tetapi yang lebih penting adalah apa yang saat ini kita pikirkan dan apa yang akan kita lakukan dari sekarang ke depan.
Indonesia saat ini agaknya mengalami krisis kepemimpinan, bak menahan dahaga di padang pasir, bangsa Indonesia seperti kehilangan sosok seorang pemimpin yang mampu menciptakan arah kemana kita bergerak dan apa yang harus kita lakukan di masa yang akan datang. Sementara kita tahu bahwa dalam tataran sebuah organisasi saja yang menentukan keberhasilannya adalah seorang pemimpin. Dalam konteks kenegaraan, seorang pemimpin dan gaya kepemimpinannya merupakan penentu nasib bangsa dan negara.
Kepemimpinan di Indonesia merupakan sebuah hal yang tak dapat dipisahkan dengan dinamika sosial masyarakat Indonesia beserta budayanya yang majemuk. Diperlukan sosok kepemimpinan yang mampu menyeimbangkan antara kepentingan dan kewajiban. Bagaimanapun juga, seorang pemimpin dituntut untuk menyelaraskan antara tugas dan kepentingan negara. Pemimpin tidak boleh menempatkan kepentingan pribadi diatas kepentingan segala-galanya. Kita perlu memahami bagaimana menjalankan amanah sebagai seorang pemimpin dan menyelaraskannya dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi, baik sisi sosial, budaya, ekonomi, politik, dan masyarakat.
Semua Orang Bisa Jadi Pemimpin
Menjadi seorang pemimpin bukanlah sesuatu yang mustahil. Semua orang bisa menjadi pemimpin, siapapun, kapanpun, bisa membuat perbedaan yang positif. Secara sederhana, kepemimpinan dapat diartikan sebagai pengaruh dan seni mempengaruhi orang lain.
Mark Sanborn, seorang penulis dan motivator yang diakui Internasional mengatakan bahwa seorang pemimpin tidak memerlukan jabatan untuk menjadi pemimpin. Begitupun berlaku pada kita.  Menurutnya, kepemimpinan tidaklah dianugrahkan melalui jabatan atau terbatas bagi para eksekutif. Kepemimpinan diperlihatkan melalui tindakan kita sehari-hari dan cara kita mempengaruhi kehidupan orang lain di sekeliling kita. Pengaruh dan inspirasi datang dari orangnya, bukanlah posisinya. Setidaknya ungkapan itulah yang tepat untuk menggambarkan bagaimana citra sebuah kepemimpinan.
“Yang harus kita sadari adalah bahwa setiap tindakan yang kita lakukan serta usaha kita sehari-hari juga memberikan dampak yang berarti. Kepemimpinan bukan hanya tercermin melalui melalui keberanian, tindakan bersejarah dan yang memberikan dampak yang luas.”
Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang visioner. Seorang pemimpin yang memiliki pandangan luas akan masa depan bangsa dan mampu menyampaikan visinya secara fasih untuk menginspirasi orang-orang di bawahnya. Tidak dapat kita bayangkan apabila seorang pemimpin tidak memilki sebuha visi, yang ada hanya sebuah kekacauan dan kebingungan. Pemimpin yang visioner dalam sebuah negara akan menciptakan perubahan. Dengan visinya kita akan mendapatkan misi yang jelas, termotivasi dan mampu mencapai cita-cita individu dan kelompok secara bersama-sama. Memperkuat institusi dan mencapai misi, itulah yang akan dijalankan.
Ada beberapa kriteria yang mungkin harus dipenuhi oleh pemimpin baru yang kelak memimpin bangsa ini, yaitu bukan hanya memiliki karakteristik pribadi tetapi juga memiliki kondisi yang seperti berikut ini :
1.      Memberikan visi, arah dan tujuan
2.      Menimbulkan kepercayaan
3.      Memberikan harapan dan optimisme
4.      Memberikan hasil melalui tindakan, resiko, keingintahuan dan keberanian.
Selain beberapa poin di atas, pemimpin juga harus memegang teguh falsafah kepemimpinan, diantaranya adalah; pertama, pemimpin harus mempunyai integritas, kedua pemimpin harus mengakui adanya perbedaan dan keanekaragaman bangsa, ketiga, pemimpin harus selalu bersikap open minded. Dengan demikian, maka seorang pemimpin akan selalu bertindak secara efektif dan menjalankan peran sebagai leaderdengan baik. Keputusan yang diambil berdasarkan latarbelakang kepentingan bangsa dan negara tak hanya sebatas kepentingan pribadi.
Mengapa Bukan Kita?
Seperti yang sudah ditegaskan di atas, bahwasanya semua orang bisa jadi pemimpin, siapapun, kapanpun, semua bisa membuat perbedaan yang positif. Oleh karena itu kita perlu membuang rasa ragu kita, kita harus percaya bahwa di dalam diri kita terdapat sumber kekuatan, power yang mampu menghasilkan sesuatu melalui kekuatan orang lain.
Menurut Kemal Stamboel yang merupakan Anggota Komisi XI yang juga merupakan Dewan Perwakilan Rakyat – RI, untuk menumbuhkan kepemimpinan baru, dibutuhkan proses belajar yang berkelanjutan dalam berbagai dimensi.
Pertama, dimensi belajar untuk menginternalisasi dan mempraktikan nilai-nilai baru yang sangat dibutuhkan bagi perubahan kondisi bangsa sehingga membentuk karakter dan pola perilaku yang positif sebagai penggerak perubahan.
Kedua, belajar untuk menyaring dan menolak nilai-nilai buruk yang diwarisi dari sejarah lama maupun yang datang dari dunia kontemporer agar tetap terjaga karakter yang otentik dan perilaku yang genuine.
Ketiga, belajar untuk menggali dan menemukan serta merevitalisasi nilai-nilai lama yang masih tetap relevan dengan tantangan masa kini, bahkan menjadi nilai dasar bagi pengembangan masa depan. Menurutnya, bangsa ini membutuhkan secara masif proses pengkaderan (baca: sekolah kepemimpinan) yang outputnya bisa diuji di tingkat regional bahkan global. Indonesia tidak mungkin memainkan peranan di arena antar bangsa tanpa anak-anak bangsa yang memiliki kualitas kepemimpinan yang mumpuni.
Pada dasarnya, kita semua sama hanya saja ada keberanian dan sikap mental yang membedakan. Ketangguhan mental dan spiritual seperti ini merupakan ciri-ciri orang yang bertindak sebagai pemimpin dalam kehidupan. Mereka tidak khawatir atau bingung akan kejadian buruk yang dialami. Namun sebaliknya, mereka menerima dan menjalani apa yang mereka hadapi. Mereka mampu merangkul tantangan karena mereka percaya memilki sikap dan keahlian yang dibutuhkan untuk sukses. Begitu pula dengan kita, kita punya kekuatan, kita tangguh, kita punya iman, dan kita juga bisa menanggungnya!.
Ajakan Menuju Kehebatan
Sudah saatnya kaum pemuda bergerak. Sudah saatnya bangsa ini dipegang oleh mereka yang memilki keunggulan moral, kepribadian dan intelektual. Kita tahu kita semua punya kemampuan, dan inilah saatnya dimana kita kaum pemuda merealisasikan kemampuan kita terhadap masa depan bangsa dan negara.
Kembangkan hasrat besar untuk bisa mempengaruhi dunia di sekeliling kita, bagaimanapun juga kepemimpian merupakan seni dari mempengaruhi orang lain. Yang perlu kita ketahui ialah bahwasanya seseorang yang sedang memimpin, baik yang memiliki jabatan maupun tidak  adalah mereka yang sedang mengusahakan segala sesuatu ke arah yang lebih baik. Tapi dengan pernyataan ini bukan berarti kita yang sedang tidak memimpin tidak melakukan hal yang sama. Kita juga termasuk pemimpin, pemimpin bagi diri kita masing-masing, kita adalah individu-individu yang sedang dalam progress menuju sesuatu yang hebat yang mampu menciptakan perubahan bagi dunia.
“Jika menginginkan perubahan kecil maka ubahlah jalan pikiran. Jika menginginkan perubahan besar, maka ubahlah paradigma.”
Semua perubahan bergantung pada apa yang kita pilih dan apa yang kita lakukan. Tak ada jalan pintas, semua diraih dengan proses. Kita perlu yakin bahwasanya bangsa ini mampu bangkit dan berkembang di bawah pimpinan seseorang yang rasional, yang mampu menjadi suri teladan yang baik bagi masyarakat. Jika kita pemimpin bertindak secara rasional, maka orang lain juga akan bertindak rasional. Seorang pemimpin bangsa dituntut untuk bisa berpikir realistis, optimis dan mengambil keputusan secara logika.
Agaknya, yang menjadi persoalan utama saat ini ialah mengenai kurangnya kepercayaan diri. Sebagian dari kita masih banyak yang mengkhawatirkan godaan-godaan yang dirasa dapat menghambat karirnya. Hal ini dilatarbekangi oleh fakta saat ini bahwa banyak para elit politik kita yang terlena dengan jabatan sampai-sampai mereka tega mengkhianati masyarakat. Para pemimpin bertindak tanpa moral dan hati nurani, jabatan mereka disalah gunakan dengan melakukan tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme.  Praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) merupakan masalah yang mengakar di bangsa Indonesia. Sejak zaman orde baru hingga sekarang, banyak sekali fakta-fakta yang menunjukan rendahnya moral pemimpin bangsa. Yang terdekat, yaitu kasus korupsi atas pengadaan alat simulator SIM, kali ini justru pemimpin aparat kepolisian negara (Komandan Jendral) yang menjadi dalangnya, Susno Duadji. Ini merupakan salah satu dari banyak kasus lainnya yang berhasil dibongkar oleh KPK. Selebihnya, masih banyak lagi operasi keji yang dilakukan para petinggi lain yang masih tertutup oleh manisnya prilaku luar mereka.
Inilah saatnya, ini waktu kita untuk mengubur semua kenangan pahit akan masa lalu bangsa yang kelam, yang penuh dengan praktek-praktek kotor seperti diatas. Perbaikan secara menyeluruh harus kita jalankan dan itu kita mulai dari dalam diri kita sendiri. Semua yang baru harus bersumber dari sesuatu yang baru pula. Ya, kitalah orangnya, sebagai generasi muda dan generasi penerus yang bertugas untuk memimpin keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Mulai saat ini juga, baik yang sudah memimpin maupun yang belum memimpin, belajarlah memimpin atau memimpinlah dengan lebih baik!. Buatlah perbedaan yang positif, mari kita berlatih memberi tanpa diketahui, kita tetapkan bagaimana kita bisa berkontribusi dengan baik dan dengan cara yang terbaik pula.
Selalu ingat bahwa“Pelaksanaa adalah kereta perang orang jeniu.”. Tanpa tindakan nyata dari itu semua, semua tidak akan diraih. Kita harus bertindak berani, jangan biarkan perlawanan menghentikan kita. Lawan rasa takut yang berlebihan, memang benar bahwa semua yang belum kita jalani akan terasa sulit tetapi setelah itu semua kita jalani, maka semua akan terasa berbeda. Apapun keputusan yang kita ambil, semua harus diiringi dengan komitmen dan intelektualisasi.
Ada enam prinsip yang dapat kita mainkan dalam hal kepemimpinan. Yaitu antara lain; Kemampuan menguasai diri, kekuatan fokus, kekuatan bersama orang lain, kekuatan komunikasi persuasif, kekuatan pelaksanaan, dan kekuatan memberi. Keenam prinsip kepemimpian diatas dapat kita jadikan pedoman dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Proses dalam mencapai sebuah seni memimpin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bukanlah sekedar memimpin atau memerintah, melainkan sebagai upaya dalam merangkul masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pentas kenegaraan. Yang dilakukan oleh seorang pemimpin bangsa ialah mengajak dan meyakinkan masyarakat bahwasanya peran mereka adalah sangat penting dan sangat berpengaruh dalam mencapai sebuah cita-cita bersama.
Prinsip satu, kemampuan menguasai diri. Sebelum mampu menguasai dan mempengaruhi orang lain, seorang pemimpin diwajibkan untuk memiliki kemampuan menguasai diri mereka masing-masing. bagaimana mengatur emosi dan mengendalikan jalan pikiran mereka.
Prinsip kedua, kekuatan fokus. Layaknya seekor tupai yang terus fokus pada makanan yang mereka incar, maka kita juga harus bisa fokus terhadap segala sesuatu yang kita inginkan. Salah satu derajat kemampuan dari seorang manusia diukur dari kekuatan fokus mereka.
Prinsip ketiga, kekuatan bersama orang lain. Seorang pemimpin tidak bekerja sendiri. Pemimpin bertugas sebagai planning dan mengarahkan setiap individu pada tugas mereka masing-masing. Pemimpin menjalankan kepemimpinannya secara bersama-sama, bersinergi dan terintegrasi secara formal maupun informal.
Prinsip kempat, kekuatan komunikasi persuasif. Salah satu kriteria yang perlu dimiliki seorang pimpinan yaitu mampu memberikan pengaruh terhadap orang lain, mampu berkomunikasi, menyampaikan pesan dengan baik, mengajak, sekaligus mampu menciptakan sebuah hubungan yang baik dengan siapapun.
Prinsip kelima, kekuatan Pelaksanaan. Pelaksanaan adalah kendaraan perang orang jenius. Pelaksanaan adalah titik awal dari setiap tindakan kepemimpinan.
Prinsip keenam, kekuatan memberi. Salah satu cara dalam pembentukan moral yang positif adalah dengan cara memberi. Seorang pemimpin memberikan segenap kemampuan, pikiran, dan waktunya untuk sesuatu yang lebih baik.
Demikian prinsip-prinsip kepemimpinan yang perlu kita tanamkan sejak saat ini. Menguasai teknik kepemimpinan yang dibutuhkan dalam praktek kepemimpinan bangsa merupakan bekal bagi setiap individu dalam mengasah kemampuan untuk memimpin. Yang terpenting adalah komitmen serta kerja keras, keberanian dan kepercayaaan. Aspek lain yang perlu kita asah yaitu kebersihan hati dan pikiran, intelektualitas serta moral. Jangan pernah lupa untuk selalu menanamkan sikap cinta tanah air. Semangat pemuda Indonesia!.

0 komentar:

Posting Komentar