Jurnalisme di Tengah Euforia Sosial Media

Kemajuan teknologi yang melanda seluruh dunia telah mengakibatkan banyak perubahan di berbagai aspek kehidupan. Melalui sosial media misalnya, perkembangan teknologi di bidang IT ini telah banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat khususnya pada bidang informasi dan komunikasi. 

Internet atau Interconected Networking , sebagai salah satu produk kemajuan teknologi masa kini memiliki peran sentral dalam aspek kehidupan. Internet tak lagi dianggap sesuatu yang awam. Mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa banyak bergantung pada akses kecepatan informasi melalui internet. Kemajuan di bidang IT khususnya internet ini juga menyebabkan perubahan struktur lain lebih tepatnya pada struktur penyebaran dan penggunaan akses informasi oleh masyarakat. 


Sosial media yang merupakan bagian dari perkembangan internet merupakan suatu akses yang dapat berfungsi sebagai penghubung dan merupakan dasar unsur komunikasi. Kemunculan sosial media ini juga tak dipungkiri ikut mempengaruhi praktek jurnalisme.


Sosial media secara realita telah mengubah pola masyarakat dalam mengkonsumsi berita. Praktek jurnalisme pun perlu melakukan penyesuaian. Jurnalisme yang merupakan dunia berita yang sebelumnya berupa sebuah bingkai produk, kini mengalami perkembangan menjadi sebuah proses. Berita berupa produk antara lain media cetak seperti koran, majalah dll sedangkan sebagai proses, merupakan berita di era digital. Pada era digital, menurut Nezar Patria, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Redpel Viva News, di workshop IDBYTE 2011 di Atamerica, Pacific Place dalam berita terjadi proses kolaborasi antara media dan pembaca. Selain itu, berita akan diperkuat dengan adanya link dan network.


Teknologi informasi membuat  berita tak dikonsumsi hanya satu arah saja. Bahkan, informasi sebuah kejadian tak jarang muncul pertama kali di media sosial dan baru kemudian muncul sebagai berita di media arus utama. 


Di Indonesia, sosial media pertama kali muncul pada tahun 2008 dan hingga saat ini telah mengalami perkembangan yang luar biasa. Perkembangan produk sosial media seperti facebook, twitter, youtube merupakan produk-produk andalan dalam pendistribusian berita di media sosial. Didukung oleh jumlah penduduk Indonesia yang sangat tinggi serta penggunaan akun jejaring sosial maka hal ini memungkinkan berita menyebar luas secara singkat. 


Nurul Hasfi, MA, staff pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Undip mengatakan bahwa maraknya kolaborasi antara mainstream media dengan citizen journalist baru bermunculan pada tahun 2010-an. Meskipun demikian, hal ini mengalami perkembangan yang sangat cepat karena didukung oleh fitur-fitur simple namun memberikan keterbukaan yang lebih luas dan cepat. Selain itu, sosial media juga dapat berperan sebagai controller bagi mainstream media. 


Fakta lain menunjukkan bahwa pada riset CNN “Pownar tahun 2010 atas 2.300 responden yang mengatakan links berita terbesar yang diakses pembaca adalah melalui jejaring sosial Facebook, Twitter, YouTube, dan MySpace sebesar 43 persen. Disusul kemudian melalui email (30 persen), SMS (15 persen), dan instant messenger (12 persen).


Berita sebagai proses, memungkinkan bagi para media dan pembaca untuk saling berkolaborasi dalam praktek jurnalisme. Para pembaca dalam era sosial media tak hanya berperan sebagai pengkonsumsi berita tetapi juga dapat berperan sebagai distributor bagi pembaca lainnya. Inilah sisi lain di balik sosial media dalam praktek jurnalisme.  Penyesuaian-penyesuaian terus dilakukan demi keberlangsungan praktek jurnalisme.

29/11/2012.
Tomi Prayogi (19), Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Undip

0 komentar:

Posting Komentar